Kubah masjid Jami At-Taqwa roboh akibat gempa berkekuatan 6,5 SR di Desa Kranggan, Pekuncan, Banyumas, Jateng, Sabtu (25/1). Bencana gempa tersebut mengakibatkan sebuah masjid dan puluhan rumah ambruk.
Purwokerto - Meski pusat gempa lebih dekat dengan Kebumen, kondisi terparah akibat gempa justru ada di Kabupaten Banyumas. Dari laporan terakhir yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyumas, rumah yang mengalami kerusakan kini menjadi 147 unit.

"Kemungkinan akan terus bertambah karena belum semua data masuk," kata Kepala BPBD Banyumas Prasetyo, Ahad, 26 Januari 2014.

Ia mengatakan pada Sabtu siang, laporan kerusakan baru mencapai 88 rumah. Jumlah tersebut terus bertambah hingga minggu siang ini. Menurut dia, ada 10 desa di empat kecamatan yang terdampak gempa Kebumen. Total ada 147 unit rumah rusak, belum termasuk bangunan lainnya, seperti sekolah dan tempat ibadah.

Di Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, 125 rumah yang berada di Desa Tumiyang, Kranggan, Pasiraman, Karangklesem, Cikembulan, dan Candinegara mengalami kerusakan. Untuk Kecamatan Karanglewaas, 16 unit rumah rusak, yakni di Desa Sinyalangu 15 rumah rusak dan di Desa Babakan satu rumah rusak. Di Desa Melung, Kecamatan Kedungabanteng, tiga rumah rusak. Serta Desa Nusamangir, Kecamatan Kemranjen, tiga rumah rusak. "Data ini belum termasuk bangunan rumah ibadah dan sekolah yang ikut mengalami kerusakan," katanya.

Di wilayah Jawa Tengah lainnya juga terdampak gempa 6,5 Richter yang berpusat 104 kilometer barat daya Kebumen. Di Cilacap 21 unit rumah rusak, Kebumen tiga rumah rusak parah, dan Purworejo sembilan rumah rusak.

Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara Ahmad Lani mengatakan, kedalaman gempa yang hanya 48 kilometer menyebabkan getaran terasa kuat dan menyebabkan kerusakan. "Masuk kategori gempa dangkal, sehingga banyak rumah mengalami kerusakan," katanya.

Sumber: tempo.co