Masjid Pesantren |
Pondok pesantren Darussa'adah ini dalam melakukan integrasi sosialnya terlebih dahulu melakukan pendekatan-pendekatan terhadap masyarakat sekitar, karena jika suatu integrasi sosial tidak didahului dengan pendekatan tertentu maka keberhasilan ataupun kelancaran demi upaya integrasi akan sulit terwujud karena di dalam komunitas masyarakat mempunyai karakter dan sifat yang heterogen.
Pondok Pesantren Darussa'adah dalam melakukan integrasi sosial banyak menggunakan pola pendekatan yang sesuai dengan karakteristik masyarakat dan bentuk kegiatannya sebagai media integrasi sosial seperti bidang layanan kesehatan , dibidang ekonomi. Dalam hal ini pondok pesantren Darussa'adah dan masyarakat mempunyai hubungan kerja yang harmonis yang dilandasi beberapa nilai dan berfungsi sebagai penentu utama tingkah laku.
Sekilas Sejarah Berdirinya Ponpes Darussa'adah.
Setelah Selama kurang lebih sepuluh tahun dari tahun 1975 sampai 1985 berkhidmah (mengabdi) di rumah mertua, KH. Imam Muzani minta izin untuk membangun rumah di daerah Bulus desa Kritig. Mertua yang sekaligus gurunya mengizinkan. Maka berdirilah sebuah rumah ukuran 13 x 14 m.
Merasa mendapat tuntutan dari masyarakat untuk menyebarkan agama, KH. Imam Muzani Bunyamin meminta izin kembali untuk mendirikan pesantren putri. Dengan restu yang diberikan gurunya, pesantren putri resmi berdiri pada tanggal 17 Muharrom. Datanglah santri dari Pemalang, tapi yang datang bukan santri putri melainkan santri putra yang bernama Abdulloh. Mengingat jauhnya kota Abdulloh dan kesungguhannya dalam menuntut ilmu, KH. Imam Muzani menerimanya dengan baik.
Dalam tempo setengah bulan datang juga 11 santri yang kesemuanya putra. Merasa belum cocok dengan restu dari gurunya, ia pun minta izin untuk mendirikan pesantren putra. Berkat do’a restu guru dan kegigihannya, dalam jangka waktu 1 tahun sudah bermukim 24 santri putra. Waktu itu tempat yang digunakan untuk bermukim hanya seadanya saja. Pada tahun 1986 barulah ada seorang dermawan yang datang dan bersedia membangun pondok.
Kemudian berdirilah pondok berlantai dua yang cukup megah. Saat itulah mulai berdatangan santri dari berbagai penjuru Nusantara, termasuk santri putri. Dengan demikian Pondok Pesantren Darussa’adah resmi menjadi Pesantren Putra dan Putri.
Adapun kegiatan keseharian santrinya adalah menghafal kitab-kitab gramatika Bahasa Arab yakni kitab Nahwu dan Shorof, yang merupakan spesialisasi kurikulum Pondok Pesantren Darussa’adah. Selain metode tradisional seperti bandungan Kitab Kuning, Sorogan dan hafalan, KH. Imam Muzani juga menerapkan metode pengajaran dimana santri yang lebih tinggi harus mengajar kelas yang lebih rendah. Penerapan sistem ini dimaksudkan agar santri yang telah senior, benar-benar telah siap terjun untuk berkiprah dalam masyarakat.
Pendidikan Formal
Dalam perkembangan selanjutnya, melihat minat santri yang semakin bertambah dan tuntutan zaman yang terus meningkat, Pengasuh berniat mendirikan pendidikan formal yang bertujuan selain memenuhi kebutuhan santri juga sebagai perwujudan keikutsertaan dalam mencetak sumber daya manusia yang beriman, berilmu, berakhlaq karimah dan lebih kompetitif demi menjawab tuntutan zaman. Berawal dari sinilah pada tahun 1985 secara resmi dibuka Madrasah Tsanawiyah Darussa’adah yang sekaligus terdaftar dihadapan notaris Kebumen menjadi sebuah Yayasan Sosial dan pendidikan dengan nama Yayasan Kesejahteraan Pendidikan Islam yang disingkat YAKPI Darussa’adah dengan nomer akte : 29/28-10/1985.
Mulai saat berdirinya Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darussa’adah itulah, setiap tahun perkembangan santri baik yang menetap ataupun yang tidak (santri kalong) semakin menunjukan kenaikan signifikan. Hal ini artinya tingginya tingkat kepedulian masyarakat akan kehadiran lembaga pendidikan formal yang dikelola pesantren, sekaligus dapat dijadikan sebagai pendidikan alternatif yang diharapkan mampu membekali para santri secara lebih komprehensif. Melihat hal itu, akhirnya pada tahun 1986 membangun sebuah gedung lagi untuk Sekolah Dasar (MI). Menyusul pada tahun 1988 didirikan Madrasah ‘Aliyah (MA) dan RA (Roudlotul Athfal) setingkat TK yang kesemuanya masih dalam naungan Pondok Pesantren Darussa’adah.
Kondisi tersebut mengharuskan KH. Imam Muzani sebagai Pengasuh sekaligus Pendiri untuk lebih intensif melakukan upaya-upaya perencanan yang lebih dinamis. Dan arah segala bentuk rencana kegiatan (Action Plan) yang dilakukan juga harus mampu mencakup seluruh bidang garap dan sistem pendidikan yang telah diadopsinya, terutama pengelolaan yang menyangkut keberadaan pendidikan formal.
Letak Geografis
Pondok Pesantren Darussa’adah yang menempati areal + 1 Ha terletak radius + 15 km sebelah selatan Kota Kebumen, tepatnya di dukuh Bulus desa Kritig kecamatan Petanahan. Lagi pula Pondok Pesantren Darussa’adah berdekatan dengan dua pondok yang tak asing lagi bagi masyarakat Kebumen dan Jawa Tengah bahkan seluruh pelosok Nusantara yaitu Pondok Pesantren Riyadlotul ‘Uqul desa Nampudadi yang terletak disebelah selatan + 1 km dan Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulum + 400 m arah timur, tepatnya di desa Lirap, Banjarwinangun.
Nama dan Nomer Akte Notaris
Dalam upaya mengembangkan kiprah pendidikan Darussa’adah secara legal formal, pada tahun 1985 dibentuklah sebuah Yayasan Pondok Pesantren dengan nama: Yayasan Kesejahteraan Pendidikan Islam Darussa’adah disingkat YAKPI DARUSSA’ADAH. Adapun notaris yang menetapkan adalah Ny. Sri Muryati, SH dengan nomor akte notaris : 29/28-10/1985.
Jenjang Pendidikan
Pendidikan yang diterapkan didalam Pondok Pesantren Darussa’adah:
1. Pendidikan Pesantren (Non Formal)
a. Hafalan Kitab Nahwu Shorof
b. Pengajian Sorogan dan Bandungan
c. Madrasah Diniyah (MADIN)
2. Pendidikan Formal
a. Roudlotul Athfal (RA) / setingkat TK
b. Madrasah Ibtidaiyyah (MI) / setingkat SD
c. Madrasah Tsanawiyah (MTs) / setingkat SMP
d. Madrasah ‘Aliyah (MA) / setingkat SMA
Seluruh unit pendidikan formal diatas beraliviasi pada Departemen Agama (DEPAG) yang operasionalnya dilaksanakan oleh YAKPI Darussa’adah yang telah resmi berbadan hukum pada tahun 1985 dengan akte notaris sebagaimana yang telah tercantum.
Majelis Ta'lim
Ada dua jenis majlis ta’lim yang berjalan hingga saat ini, yaitu:
1. Bertempat dilokasi pondok Pesantren:
a. Putra ; setiap malam selasa, jum’at, dan hari rabu
b. Putri ; setiap malam selasa dan jum’at
2. Bertempat diluar Pesantren:
Merupakan kegiatan pengajian yang dilaksanakan diberbagai tempat/daerah tertentu setiap satu bulan sekali(selapanan).
Pembekalan Ketrampilan
Dalam upaya mencetak kader santri yang kreatif, dinamis, dan terampil, maka Pondok Pesantren Darussa’adah mengadakan berbagai kegiatan ketrampilan sebagai penunjang kegiatan pendidikan pesantren hingga saat ini yang sudah berjalan dengan baik adalah:
1. Khitobah / Pidato
2. Marhabanan Al Barzanji
3. Qiro’tul Qur’an
4. Bahasa Arab
5. Berbagai ketrampilan Praktis.
Program Pengembangan Pesantren
1. Perbaikan Manajemen / Administrasi
2. Perbaikan / Penyesuaian kurikulum pendidikan formal
3. Optimalisasi sistem pendidikan salafi / tradisional
4. Meningkatkan Para Asatidz / Asatidzah.
Sumber: Okepos
0 Komentar