KEBUMEN - Sekitar 200 hektare lahan di pesisir selatan (urutsewu) Kabupaten Kebumen, dimanfaatkan untuk lahan agrobisnis pepaya. Produksinya mencapai 317 ton per minggu dengan pangsa pasar nasional hingga diekspor ke Singapura, Hongkong dan Dubai.

Secara teknis, baik dari sisi kondisi air maupun aspek lingkungan, wilayah urutsewu memang sangat potensial untuk budidaya pepaya," tegas Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen, Ir Pudjirahaju.

Dukungan pemerintah diberikan antara lain melalui Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) bagi petani pepaya di wilayah urutsewu. Pelatihan yang difasilitasi Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (LPHPT) Temanggung itu, berlangsung di Balai Desa Munggu, Kecamatan Petanahan.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen Ir M Machasin menambahkan, petani peserta pelatihan juga belajar cara budidaya sesuai standar operasional prosedur (SOP) agar menghasilkan pepaya yang lebih berkualitas dan sesuai permintaan pasar.

Budidaya pepaya di daerah urutsewu sudah cukup lama dilakukan petani setempat. Mereka memilih varietas pepaya California karena memiliki keunggulan dibanding jenis pepaya lain. Rasa buahnya yang lebih manis, dagingnya yang kenyal dan tebal, tahan lama, serta biji di dalam buah pepaya sangat sedikit, sehingga harga jualnya lebih mahal. Jaminan pasar juga sudah pasti dengan harganya yang relatif stabil. (Suk/krjogja)

Sumber: beritakebumen.info